Bulan penuh keberkatan. Semoga Allah memberi kita kekuatan kepada kita untuk melipat ganda ibadah untuk mencapai redha-Nya, InsyaAllah.
Jumat, 29 Juli 2011
Marhaban Ya Ramadhan
Bulan penuh keberkatan. Semoga Allah memberi kita kekuatan kepada kita untuk melipat ganda ibadah untuk mencapai redha-Nya, InsyaAllah.
Senin, 27 Juni 2011
Nafikan Dirimu
Allah itu Wujud
Wujud Allah dengan sendiriNya
Wujudmu dicipta kerana wujudnya Allah
Tanpa Wujud Allah, tiadalah wujudmu
Wujudmu dengan izin, Iradah dan Qudrat yang Maha Wujud
Allahu Haqqul Wujud
Gerakmu, diammu, kehendakmu
Jua dengan izin, Iradah dan Qudrat yang Maha Wujud
Bersyukurlah
Pasrahlah
Tiada Tuhan yang Haq kecuali Allah
Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali Allah..
- 25 Jun 2011
Kem wan Som, Kaki Bukit, Perlis
Majlis Ulang Tahun ke 19 Penubuhan
Persatuan Seni Silat Warisan Perlis
Rabu, 18 Mei 2011
Bertari silat
Ada apa dengan tari silat atau silat pulut? Bukankah semasa bertempur, tiada lagi kesempatan bertari silat? Bukankah lebih baik terus diajar buah-buah sahaja?
Itulah kepandaian orang dulu-dulu. Segala langkah, tapak, gelek, pukul dan pelbagai lagi gerakan zahir dan batin dikatalogkan dalam tari silat untuk memudahkan ingatan dan rasa. Bagi yang mengenal, sudah tahu setakat mana ilmu di dada. Dapat dilawan atau perlu mengalah sahaja.
Rahsianya pada guru. Dapatkan keredhaan dan senang hati guru untuk menurunkan rahsia. Bertanya bila diperkenankan bertanya. Sabar dan amanah hendaknya..
Selasa, 01 Maret 2011
Ijazah & Sanad
Antara kepentingan ijazah dan sanad yang bersambung tanpa putus kepada pengasas asal dalam seni persilatan adalah memastikan ilmu-ilmu yang diturunkan itu sama perbuatannya dan menentukan seseorang murid menerima keberkatan atau limpahan rohani yang bersambung dengan guru sekarang terus bersambung sehinggalah persambungannya itu benar-benar dari puncanya yang sebenar dan teratasnya.
Sekiranya salasilahnya terputus atau tiada memiliki sanad salasilah yang sah maka bagaimana seseorang itu dapat menerima limpahan keberkatan daripada segala guru yang terdahulu.Redha guru sekarang adalah himpunan redha segala guru yang terdahulu.
Maka tersingkaplah antara rahsia kemujaraban ilmu dan sedikit belajar, tetapi banyak yang diketahui.
Selasa, 15 Februari 2011
Salam Maulidur Rasul 1432H
Renungilah kisah ini..
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?''Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril.Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi.
'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?''Jangan khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umatMuhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku''peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.'Ummatii,ummatii,ummatiii' - 'Umatku, umatku, umatku'
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Di manakah kita letakkan insan seagung ini dalam diri kita?
Allahumma solli 'ala Saiyidina wa Maulana Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi..
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?''Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril.Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi.
'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?''Jangan khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umatMuhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku''peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.'Ummatii,ummatii,ummatiii' - 'Umatku, umatku, umatku'
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Di manakah kita letakkan insan seagung ini dalam diri kita?
Allahumma solli 'ala Saiyidina wa Maulana Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi..
Selasa, 01 Februari 2011
Reunion Langkawi 29-30 Januari 2011
Ilmu tanpa amal, amal tanpa ilmu, kedua-duanya sia-sia. Umpama mahu terbang dengan sebelah sayap sahaja. Boleh terbang tak?
Langganan:
Postingan (Atom)
